Putri Tidur Yang Tak Kunjung Tidur
Pernahkah kamu mendengar cerita tentang putri tidur?
Alkisah pada zaman dahulu kala disebuah kerajaan hiduplah seorang raja yang baik hati dengan permaisurinya. Setiap hari mereka selalu hidup bahagia. Suatu ketika kebahagian mereka pun bertambah karena kelahiran seorang putri. Selain parasnya yang jelita putri tersebut juga memiliki hati yang bersih. Namun saat berumur tujuh belas tahun kutukan dari peri jahat membuat sang putri harus tertidur dalam waktu yang sangat lama. Hari demi hari berganti, sampai pada suatu ketika seorang pangeran pun datang membangunkan sang putri hingga ia pun dapat terjaga dari tidurnya .
Akan tetapi tahukah kamu apa yang terjadi selanjutnya?
Setelah putri tidur terjaga dari mimpinya yang panjang pangeran ingin segera menikahi sang putri. Seluruh istana gempar dibuatnya. Disetiap tempat, baik didalam dan diluar istana selalu saja embicarakan peristiwa tersebut. Semua rakyat turut bergembira atas kebahagiaan sang putri. Terlebih-lebih ayah dan ibundanya, mereka tidak henti-hentinya bersyukur kepada tuhan.
Pesta pernikahan pun berlangsung dengan sangat meriah. Semua raja dari kerajaan seberang datang menghadiri pesta pernikahan putri. Rombongan bidadari dan para peri pun ikut serta didalamnya. Bahkan seluruh rakyat di kerajaan tanpa terkecuali di undang ke istana untuk bersama-sama merasakan kebahagiaan sang putri dan pangeran. Pancaran kebahagian tiada hentinya selalu menghiasi setiap wajah para undangan.
Namun beribu-ribu sayang kebahagian sang putri dan pangeran tidak berlangsung lama. Serangan mendadak dari kerajaan lain menyebabkan sang pangeran harus pergi berperang ke negeri seberang. Gundah hati sang putri mendengar berita tersebut. “ Wahai istriku aku akan pergi meninggalkanmu dalam waktu yang tidak lama. Tunggulah, aku pasti akan segera kembali untukmu.” Kata pangeran kepada sang putri. “ Baiklah pangeranku aku tidak akan pernah tertidur sebelum engkau datang menjemputku. ”Balas putri kepada pangeran dengan penuh kesedihan. Keesokan hari nya pangeran pun pergi bersama pasukannya dengan iringan air mata sang putri.
Hafni Mariana Harahap
Sepeninggalan pangeran kini sang putri banyak menghabiskan waktunya duduk melamun di bawah pohon besar depan istana. Seringkali sang putri menangis di bawah pohon itu. Sudah sangat lama namun belum juga terdengar kabar mengenai pangeran. Setiap hari sang putri selalu saja merindukan kedatangan pangerannya itu.
Suatu ketika tersiarlah berita yang mengabarkan bahwa pangeran dan pasukannya kalah dalam perang. Karena hal itu kerajaan ini menjadi tidak semakmur yang dahulu lagi.
Hari demi hari semakin lemah kondisi sang putri. Kini tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya. Bertahun-tahun sudah tapi tidak sekalipun sang putri memejamkan matanya. Ia tidak mau menghianati janjinya pada. pangeran. Berbagai ramuan telah tabib istana buat untuk menidurkan sang putri, namun ramuan tersebut selalu saja gagal. Hal ini membuat ayah dan ibunda sang putri sangat bersedih hatinya. Entah apa yang harus mereka perbuat demi kebahagiaan sang putri tercinta. Berulangkali raja dan permaisuri meminta agar sang putri beristirahat dengan memejamkan matanya. tapi permintaan itu selalu ditolak sang putri.” Saya tidak akan memejamkan mata sebelum pangeran datang ayahanda” ujar sang putri kepada ayahnya.
Hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun, Semakin parah saja keadaan sang putri. Gundah gulana hati permaisuri melihat keadaan putrinya itu. Hingga sebab memikirkan itu permaisuri menjadi sakit-sakitan dan akhirnya meninggalkan raja dan sang putri. Sungguh bersedih hati sang putri kehilangan ibunda yang dicintainya. Di bawah pohon besar depan istana ia menangis. Sang putri sudah sangat lelah, akan tetapi ia tetap memegang teguh janjinya kepada pangeran.
Sama seperti hari sebelumnya, hari ini pun sang putri masih saja menunggu pangeran nya dibawah pohon itu. Tanpa sengaja lewatlah seorang pengembara. Dia bingung mengapa putri terlihat sedih. Bertanyalah Dia kepada sang putri “ wahai sang putri yang baik hati mengapa engkau terlihat bergitu bermuram durja ? apakah yang bisa saya perbuat untuk membantumu”. Tanya si pemburu pada putri.
Hafni Mariana Harahap
Kemudian putri pun menceritakan kejadian yang telah menimpanya. Mulai dari kenapa pangeran pergi, kenapa ia tak bisa tertidur sampai kepada kepergian ibundanya diceritakannya kepada pemuda itu.
Tiba-tiba heran pengembara itu melihat ada sebuah pedang kecil berwarna merah tergeletak persis disamping sang putri. “ Wahai putri yang jelita, maafkanlah aku jika seandainya pertanyaanku nanti akan membuatmu marah. Kalau boleh saya tahu dimanakah kamu peroleh pedang merah itu.’’ Sang putri menceritakan bahwa pedang itu adalah pedang milik pangerannya. Betapa terkejut si pengembara mendengar cerita sang putri. Sebabnya Pedang tersebut pernah dilihatnya tertancap pada sebuah makam di hutan. Kemudian diceritakannyalah kepada sang putri. Sang putri menangis mendengar cerita si pengembara itu.
Keesokan harinya raja dan sang putri bersama punggawa istana mendatangi makam yang diceritakan oleh si pengembara. Benar saja, diatas makam itu telah tertancap sebuah pedang merah. Dan sang putri yakin kalau pedang itu adalah pedang milik pangerannya. Dengan bercucuran air mata sang putri lalu menancapkan pedang merah yang dimilikinya ke tanah di dekat tertancapnya pedang pangeran. Ketika pedang itu ditancapkan, tiba-tiba sang putri jatuh terkulai lemah dan akhirnya ia pun tertidur selama-lamanya bersanding dengan pangeran yang dicintainya.
Hafni Mariana Harahap
Komentar